BAB 1
KONSEP DASAR
1.1. Konsep Dasar Sistem
Pengertian sistem dibagi menjadi dua pendekatan yaitu diilihat dari pendekatan yang menekankan pada prosedur dan dilihat dari pendekatan yang menekankan pada elemen atau komponen.
pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur didefinisikan sebagai berikut : "Suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang salling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyelesaikan sasaran tertentu."
pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen di definisikan : "Sistem adalah sekumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu."
dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sebagai kumpulan atau himpunan antar group dan subsistem/bagian/komponen yang terorganisasi baik fisik maupun non fisik seperti hardware, software, brainware dan prosedur yang saling berinteraksi dan bekerjasama secara harmonis mencapai tujuan tertentu.
1.1.2. Karakteristik Sistem
Sesuatu dapat di katakan sistem jika didalamnya terdapat ciri-ciri atau karakteristik sebuah sistem.
1. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.
2. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environments)
Lingkungan Luar sistem adalah pihak-pihak diluar sistem yang mempengaruhi sistem.
4. Penghubung (Interface) Sistem
Hubungan sistem adalah hubungan yang terjadi antar subsistem dengan subsistem lainnya yang setingkat atau antara subsistem dengan sistem yang lebih besar.
5. Masukan (Input) Sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Masukan perawatan (maintenance input) adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Masukan sinyal (signal input) adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
6. Keluaran (Output) Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
7. Pengolah (Process) Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
8. Tujuan (Goal) Sistem
Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh suatu sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan.
1.2. Konsep Dasar Informasi
Menurut Jogianto “Informasi adalah : sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.” Sedangkan menurut Mc Leod (2001:15) “ Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.”
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima dan digunakan untuk mengambil keputusan.
1.2.1. Kriteria-kriteria Informasi
Adapun kriteria-kriteria dari informasi yang berkualitas menurut Raymond Mc Leod (2001:145) adalah sebagai berikut :
1. Relevan
Informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan atau bernilai guna.
2. Akurat
Informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya atau bebas dari kesalahan.
3. Tepat waktu
Informasi harus tersedia pada saat yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah sebelum situasi krisis menjadi tidak terkendali atau kesempatan menghilang/tidak usang.
4. Lengkap
Informasi yang diperoleh menyajikan gambaran lengkap dari suatu permasalahan atau penyelesaian.
1.3. Konsep Dasar Sistem Informasi
Pengertian Sistem Informasi menurut (Azhar Susanto, 2004: 56) adalah : “Sistem Informasi merupakan susunan dari orang-orang, kegiatan, data, jariringan (network), dan teknologi yang di integrasikan sedemikian rupa dengan tujuan untuk mendukung dan memperbaiki oprasi sehari-hari perusahaan serta untuk memenuhi kebutuhan informasi baik untuk pengambilan keputusan maupun pemecahan masalah manajer.”
Jadi Sistem informasi adalah suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi.
1.3.1. Komponen-komponen Sistem Informasi
Komponen-komponen Sistem Informasi adalah sebagai berikut :
1. Perangkat keras (hardware) Perangkat keras mencakup berbagai peranti fisik seperti komputer dan printer.
2. Perangkat Lunak (software) Yaitu sekumpulan instruksi- instruksi yang memungkinkan perangkat keras memproses data.
3. Prosedur (procedure) Yaitu sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
4. Orang (brainware) Yaitu semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.
5. Basis data (database) Yaitu sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.
6. Jaringan komputer dan komunikasi data yaitu sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dapati secara bersama tau diakses oleh sejumlah pemakai.
1.4. Konsep Perancangan Terstruktur
Permasalahan-permasalahan di pendekatan klasik, maka kebutuhan akan pendekatan pengembagan system yang lebih baik mulai terasa dibutuhkan. Sayangnya sampai sekarang masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa hanya dengan mengikuti tahapan di life cycle saja tidak akan membuat pengembangan system informasi menjadi berhasil. Oleh karena itu, diperlukan suatu pendekatan pengembangan system yang baru yang dilengkapi dengan beberapa alah dan teknik supaya membuatnya berhasil.
Pendekatan ini yang dimulai dari awal tahun 1970 disebut dengan pendekatan terstruktur (structured approach). Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alah dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan system, sehingga hasil dari system yang dikembangkan akan didaptkan system yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan system, yaitu :
- Pendekatan klasik (classical approach) vs pendekatan terstruktur (structured approach), dipandang dari metodologi yang digunakan.
- Pendekatan sepotong (Piecemal approach) vs pendekatan system (system approach), dipandang dari sasaran yang akan dicapai.
- Pendekatan bottom-up vs pendekatan top-down, dipandang dari cara menentukan kebutuhan system.
- Pendekatan system meyeluruh (total-system approach) vs pendekatan moduler (modular approach), dipandang dari cara mengembangkannya.
- Pendekatan lompatan jauh (great loop approach) vs Pendektan berkembang (evolutionary approach), dipandang dari teknilogi yang akan digunakan.
Pendekatan Klasik
Pendekatan klasik disebut juga pendekatan tradisional atau pendekatan konvensional adalah pendekatan dalam pengembangan system yang mengikuti tahapan-tahapan pengembangan system (system life cycle) tanpa dibekali dengan alat-alat dan teknik-teknik yang memadai. Pendekatan klasik tidak cukup digunakan untuk mengembangkan system informasi yang kini semakin kompleks, dan dapat menimbulkan permasalahan seperti:
- Pengembangan perangkat lunak menjadi sulit.
- Biaya perawatan atau pemeliharaan system menjadi lebih mahal.
- Kemungkinan kesalahan system besar.
- Keberhasilan system kurang terjamin.
- Masalah dalam penerapan system.
Pendekatan Terstruktur
Karena terjadi banyak permasalahan pada pendekatan klasik, maka dibutuhkan pendekatan pengembangan system yang lebih baik yang tidak hanya mengikuti tahapan system life cycle namun juga dilengkapi dengan beberapa alat dan teknik. Pendekatan ini kemudian dikenal dengan pendekatan terstruktur telah dimulai dari awal tahun 1970-an. Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangkan system sehingga didapatkan hasil akhir berupa system yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.
Beberapa metodologi pengembangan system yang terstruktur telah diperkenalkan secara luas. Metodologi pengembangan system adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep perkerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang digunakan dalam mengembangkan suatu system informasi. Sedangkan metode adalah suatu cara, teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu. Sebagian besar metodologi diperuntukkan untuk tahap desain saja, namun banyak juga yang dapati digunakan untuk tahap analisis.